Thursday, December 25, 2008

Mos Burger

I went on a special mission to try (read:taste) and review mos burger which just opened at plaza senayan. Arrived there at 11 turns out they were not opened to the public till 1. So I left and came back at 15 to 1. Got in line. In front of me were about 10 people were in a not so orderly yet manageable line. Finally 1 o'clock came and the gate was opened. Some had order slips in hand with their order, but i just went in since the person who opened the "gate" told me to go in. There are only 2 registers in the restaurant so lines can get pretty long. i don't know if they did this on purpose or because they prefered to use the available space for seating, in which they had plenty of. So I ordered. Our Ring Leader Mel told me she always ordered the salad, so that was a must try on my list, also the butterfly shrimp. Fortunately there were set menus (french fries set as they are called here) which consists of a burger, fries and drink. There were 4 types with 3 variaties for each type. Confused?  Let me clarify. There were set menus A, B, C, D. each of these were the same except for the burger which were of different price. And for each of these alphabet set menus you can add either salad, mos chicken or the butterfly shrimp.

 

Set menu A: Rp. 30.000

Fish burger

 

Set menu B: Rp. 36.000

Teriyaki Burger

 

Set menu C: Rp.38.000

Mos Cheese burger

 

Set menu D: Rp. 40.000

Beef Yakiniku rice burger

 

Each french fries set includes burger, fries and soft drink (coke, zero, fanta or ice tea)

 

So I ordered:

 

Set menu B for my mom with the butterfly shrimp price Rp. 43.000. And C for me with the salad price: Rp.40.000.

But that's not all. I also had to order the beef teriyaki burger Rp. 25.000 and Clam chowder Rp. 14.000 (not really sure) will have to check the flier menu they were giving out. (I left it at home). Also Ordered the green tea large Rp.12.000.

 

It didn't take 5 minutes and our order came. First I tried the salad, while my mom had the chowder. Both were delicious. i liked the salad dressing, it had this tangy taste that was nice. The veggies were nothing extraordinary but fresh. The chowder was delicious, creamy yet not too thick. My only gripe, it wasn't as warm as I would have liked, and the clams were almost unnoticeable, like they weren't even there :P. But for the price I paid i guess I expected that. While we were eating our appetizers we ate the butterfly shrimp. Nothing spectacular, just batter fried shrimp, but it was good. The batter was good, the shrimp was fresh (no smells or fishiness), and it was crunchy outside but soft in the inside. Not like some fried battered shrimp which are hard all the way through. I like it, I definitely will oredr those every time I visit Mos. Next the burgers, My mom's teriyaki burger was Yummyyyy!!! Chicken thigh cooked just right. Nice soft bun with only mayo and lettuce. Simple, Sweet but um um good. Then I tried my yakiniku beef burger. I was skeptical, I had a rice burger before and it didn't go very well. But I must say I was Happy with this one. My first worry was the rice "bun" would fall apart, but it didn't. It stuck together till the very alst bite.  The second concern was the beef would be tough to bite off, hence causing the beef to all come out at first bite, but it didn't in fact the beef was soft enough to be bitten off with every bite. And as for taste, the beef was delicious, the rice bun was too. They use real japanese rice. In fact the bun was so good that when i ran out of beef, i just ate the rice bun as is, dipped it in some chilli sauce and aummm  . Finally it's time for the mos cheese burger. I was wondering what that sauce was all aboout when I saw the picture of the burger. Turns out it's some kind of sloppy joe with more onion then beef. i must say, this was just a so so burger for me. I prefer the whopper. Or the burgers at hotshots. It just tasted ok, nothing special, i could barely taste the meat patty. And for me the most important part of a burger is the meat patty. So, let's leave the beef burgers to the king and go for the unique japanese burgers when visiting MOS. You might notice that I didn't say anything about the fries. Well that's because we barely ate any of it. We didn't like em. It was a bit bland and it just didn't have that cruch that you get from the McD's or BK's fries. So, I'm thinking, better not order the set menu next time. Well that's all I have to report from my visit to Mos Burger. You should definitely try it. But as I said before stick to the japanese stuff, after all they are a japanese franchise.

Saturday, September 09, 2006


Yoghurt Odise

Jln.Jujunan No.131 Bandung
Deket pintu tol Pasteur
Telp: (022) 607-8201

Gue suka banget yang namanya yoghurt, makanya pas gue denger tentang Yoghurt Odise di bandung gue harus coba. Pokoknya harus,apalagi kemaren pas kebetulan gue jalan ke Bandung, wajib pake W besar hukumnya he3x.Gue hampir aja ngak sempet nyobain nih makanan soalnya gue hampir kemaleman sampe ke tokonya. Yang jadi masalah adalah kemacetan di Bandung gara-gara banyak orang yang lagi liburan kesana kayaknya. Gue jalan dari lembang jam 7.30 an tokonya tutup jam 9. Kalo loe tau Bandung pasti loe tau dari Lembang ke pintu tol pasteur lewat setia budi dan cihampelas satu setengah jam sebenarnya lebih dari cukup kan? Walaupun macet dikit sana sini. Ini macetnya gila banget. Dari atas lembang sampe lewat ledeng (belokkan yang ke kampung daun, sapulidi dan the peak) ternyata terus lagi macetnya sampe lewat serabi imut baru agak lancar dikit jalan. Gila tuh serabi bikit jalan macet gila. Sayangnya gue ngak sempet nyobain soalnya mau ngejer yoghurt jadi harus gue korbankan. Tapi tenang itu ada di daftar gue buat kunjungan ke Bandung yang berikutnya. Yang penasaran rasanya kayak apa, check aja blog gue dalam beberapa minggu Insya Allah udah ada ntar he3x. Ya udah, turun terus dari lembang lewat setia budi ternyata macet lagi di cihampelas, ini lebih parah malah dari yang di lembang. Asli macet gila. Untung gue ada nomor telpon tuh toko, gue telponin aja terus, pertama pas di lembang gue telpon bilang mau dateng mau bawa ke jakarta, pas lewat serabi imut gue telpon lagi mesen beberapa ember yang satu literan itu. Pas di cihampelas gue telpon lagi, untungnya si AA yang jagain tokonya baek dia bilang tenang aja di tungguin kok. Dan emang dia tungguin sampe kita dateng, karena kita sampe sana hampir jam 9.30 dan setelah kita selesai beli-beli dia langsung tutup toko. Baik banget tuh si AA, makasih banget ya A' karena asli Yoghurtnya enaaaak banget.

Tempatnya:
Tempatnya kecil banget cuman toko kecil berwarna hijau. Kalau loe nyari hati-hati kelewatan. Gue aja hampir kelewatan, untungnya udah nanya dulu ditelpon dan dia ngasih tau katanya tokonya ada disebelah ikan bakar indramayu. Kayaknya ikan bakarnya cuman jualan malem deh.Jadi kalo pagi atau siang ngak bisa dijadiin patokan. Kalo mau kesana dia ada di jalan yang menuju tol pasteur kalo mau pulang ke jakarta. Kalau sudah melihat hotel Nyland nah pelan-pelan deh tuh liat kesebelah kiri toko yang warnanya hijau. Ada tulisan Odisenya di atasnya. Dalamnya kecil banget cuman ada bar untuk memesan yoghurt dan beberapa bangku tinggi. Di sisi kanan terdapat rak kaca yang berisi jajanan kering untuk oleh-oleh. Sederhana banget kok.

Makanannya:
Odise ini jual French Yoghurt. Apa bedanya dengan yoghurt biasa? Gue sendiri ngak tahu sebelum gue nyobain. Ternyata mungkin di teksturnya aja. Lebih padat dikit dari yoghurt biasa yang dijual di super market. Kalo kita beli yang ukuran kecil kita makan tanpa dikocok teksturnya seperti pudding yang sangat lembut, tapi kalau di kocok sebelum dibuka atau diaduk, tekstur yoghurtnya akan menjadi seperti cairan yang sangat kental,cukup cair untuk diminum dari wadahnya. Jadi ya terserah mau agak lebih padat dan dimakan pake sendok atau mau agak cair dan di seruput. Apa pun caranya loe makan, rasanya top banget. Yoghurtnya ada dalam berbagai rasa, Strawberry, Anggur, Madu, sampe rasa kopi dan duren aja ada.Loe harus coba yang Madu/Honey,rasanya itu halus banget dan pas nyentuh lidah rasa yoghurtnya langsung menguap dan menyebar dalam mulut.Enaaak He3x. Untuk daftar lengkap jangan lupa mampir di gudang jajanan.Harga Yoghurtnya Rp.3500 untuk yang kecil dan Rp.23.000 untuk yang ukuran satu liter. Menurut gue harga segitu murah banget, apalagi yang 1 liter, asli banyak banget dan tahan lama lagi jadi ngak cepet basi. Selain Yoghurt mereka juga menjual beberapa makanan dan minuman lain seperti milkshake, susu segar, dan yoctail atau yoghurt plus buah asli. Sayangnya gue udah kemalaman datangnya jadi sudah habis semua.

Kesimpulan:
Kalo loe emang doyan yoghurt, loe harus mampir kesini dan nyobain yang namanya Yoghurt Odise. Rasanya enak, harganya murah, apa lagi yang kurang. Bawa pulang buat oleh-oleh atau buat elo sendiri sebagai snack yang menyehatkan. Very recommended.

4.75 dari 5 bintang.

 Posted by Picasa


LoMie Jalan Imam Bonjol Bandung

Jalan Imam Bonjol 9

Liburan panjang tiba, kakak mau jalan ke Bandung. Gue pikir sekalian aja nebeng dan sekaligus makan-makan di sana. Kembali ke tempat lama sekalian mencoba tempat-tempat baru. Makanan yang pingin gue coba untuk pertama kali adalah French Yoghurt Odise deket pintu tol Pasteur dan yang satu lagi adalah Jamur Jadi Ngeneuh di Restoran Sapu Lidi deket kampung daun. Favorite lama yang pingin gue kunjungi lagi adalah LoMie jalan Imam Bonjol yang yummy banget.

Setelah tiba di Bandung gue dan rombongan gue yang terdiri dari kakak, adik, gf dan bf kakak gue beserta adeknya, memutuskan untuk mampir makan LoMie buat sarapan. Tiba di lokasi, ternyata tempatnya sudah agak berubah sejak terakhir kali gue kesana. Gue masih inget banget pertama kali gue diajak temen gue yang dulu anak ITB makan kesana. Terus terang aja, waktu diajak temen gue nyari lomie buat sarapan gue ngak terlalu berminat karena yang gue tau dari restoran-restoran Chinese yang ada di Jakarta, LoMie itu rasanya biasa-biasa aja, malah gue ngak terlalu suka karena rasanya seperti bakmie biasa tapi agak tebal mie-nya dan disiram kuah yang kental seperti kuah capcay.Yang gue pernah makan lomienya selalu agak berlebihan porsinya, kentalnya dan rasanya biasanya asin doang sampe agak bikin eneg. Tapi ya karena temen gue pingin yo wess, gue ikut aja. Untung gue mau, karena rasanya luar biasa,enak banget, beda banget dan gue salah banget. Gue kira bakal sama seperti yang di Jakarta ternyata persepsi gue terhadap LoMie salah he3x. Waktu pertama kali kesana dulu, masih kaki lima doang, Di Trotoar ngak pake atap cuman terpal aja biar ngak panas dan melindungi dari hujan, dan hanya dilengkapi beberapa meja dan bangku panjang untuk tempat makan. Sekarang udah beda banget,Masih di pinggir jalan tapi tempatnya bukan lagi di trotoar tapi di pelataran depan ruko-ruko yang jualan makanan dan macam-macam, dari steak sampe batagor ada semua.Minuman pun dulu yang cuman ada es kelapa, kelapa jeruk dan berbagai minuman botolan sekarang udah ada yang jual es macam-macam, sampe es Oyen pun ada.

Rasanya masih sama seperti dulu, ngak ada yang berubah. Mienya ngak jauh beda dari mie telor biasa, yang bikin spesial adalah kuahnya yang kental dan terasa ebi (udang kering) dan juhinya. Wanginya aja enak, rasanya lebih enak lagi. Dalam setiap porsi kita dikasih mie, pangsit basah 2, dan bakso 2, semua dicampur satu mangkok. Selain itu terdapat juga sayuran seperti kangkung dan toge. Pangsitnya bikinan sendiri dan walaupun kecil dan isinya dikit rasanya enak banget. Isinya bukan potongan daging ayam yang besar atau campuran udang dan ayam tapi hanya potongan-potongan ayam dicampur bumbu atau racikan kecap yang akan tumpah dimulut ketika digigit.Baksonya juga enak, bukan bakso yang luar biasa sih tapi paling tidak dia menggunakan bakso yang berkualitas yang bukan hanya tepung doang. Kangkungnya yang renyah dan lembut semakin menambahkan pengalaman enak makan LoMie ini. Loe harus coba. Harganya cuman 8 ribu perporsi. Kalo gue biasanya makan satu porsi ditambah satu porsi yang isinya cuman pangist dan bakso doang (3 bakso dan 3 pangsit) tapi lengkap dengan kuah dan kangkung (bisa pake toge juga tapi nanti jadinya kebanyakan) karena kuahnya enak banget dan seruputin dulu sampe kering baru makan mienya. Minum coba es kelapa atau es kelapa jeruknya. Biasanya minum itu tapi kemaren minum teh botol(@2500) karena es kelapanya gue kira ngak ada. Biasanya dia ada di seberang lomienya ternyata sekarang ada di sampingnya agak jauh.

Total DC: 71 Ribu (7 porsi LoMie, bakso dan pangsitnya aja juga dihitung satu porsi, 6 botol teh botol)

4 Bintang dari 5 Posted by Picasa

Sunday, August 13, 2006

Taste Test Hop-Hop rasa Macha


Hop-Hop Rasa Macha

Habis dari Vegas HotDog dan haus karena tidak membeli minum disana, karena yang ada tinggal sprite doang itupun harganya 6 ribu untuk satu kaleng (not worth it lah), akhirnya gue memutuskan untuk membeli Hop-Hop rasa Macha di gerai Hop-Hop yang ngak jauh dari Vegas HotDog.

Kalo loe suka green tea, loe harus coba Macha Blendnya Hop-Hop. Menurut gue, ini minuman green tea paling murah tapi enak yang ada di jakarta. Memang dia memakai bubuk bercita rasa green tea doang dan bukan menggunakan bubuk macha asli seperti distarbucks atau tempat minuman lainnya yang mahal, tapi rasanya ngak kalah. Yang jelas baru-baru ini gue sempet nyoba Ice Macha di Excelso coffee harganya diatas 30 ribu jauh diatas harga hop-hop yang cuman 13 ribu, tapi soal rasa, enakkan hop-hop tuh.

Rasa Green tea-nya sangat terasa, walaupun hanya terbuat dari bubuk rasa macha (teh hijau bubuk jepang bukan yang daun),dan manisnya hanya cukup untuk menetralisir rasa pahit dari macha-nya dan tidak mendominasi rasa minuman ini. Mmmmm...sangat enak. Very Recommended.

4 dari 5 bintang. Posted by Picasa

Taste Test Starbucks Java Chip & Chocolate Cream Chip


Taste Test Starbucks Java Chip & Chocolate Cream Chip
Semua Outlet Starbucks

Akhirnya sempet juga gue mampir ke Starbucks unutk mencoba minuman baru Java Chip and Choco Cream Chip. Tepat di hari terakhir penawaran "treat a friend" (beli satu gratis satu) menggunakan kartu kredit BCA. Jadi gue bisa bayar satu tapi menikmati dua-duanya.

Kedua minuman baru itu rasanya enak, bahkan melebihi harapan gue. Yang Java Chip sangat terasa kopinya, rasa coklatnya pun berpadu dengan kopinya dengan baik tanpa saling beradu sehingga menciptakan harmonisasi rasa yang sangat baik. Chocolat chipnya pun terasa setiap kali menyedot minumannya dari sedotan yang khas berwarna hijau itu. Kalo yang Java Chip terasa kopinya, yang Choco Cream Chip sangat terasa coklatnya tanpa ada rasa kopi karena memang dia memang cream based (berbahan dasar cream)dan tidak ada kopinya.Rasanya pun sangat enak sekali, bahkan gue lebih suka yang ini dari pada yang Java Chip, bukan karena gue ngak suka kopi (gue demen banget sama kopi) tapi karena rasa coklatnya itu kuat sekali dan enak banget. Dominasi rasa coklat dalam Choco Cream Chip ini juga menghilangkan rasa eneg yang biasanya terdapat dalam frappucino cream based starbucks yang lainnya.Tapi sama dengan minuman frappucino yang cream based lainnya, terdapat sedikit rasa santan di dalam choc cream chip ini. Mungkin cream yang digunakan adalah campuran dengan santan atau whip cream yang disemprotkan diatasnya menggunakan krim nabati yang memang terbuat dari santan.Gue sendiri ga tau secara pasti apa memang ada santannya apa cuman ada salah satu bahan campurannya yang rasanya seperti santan. Yang pasti rasa santannya cukup terasa tapi tidak menggangu kenikmatan rasa secara keseluruhan.

Kesimpulan:

Kalau loe suka nongkrong di Starbucks loe harus coba salah satu dari dua minuman baru ini apalagi kalo loe pecinta coklat. Kalo loe suka kopi tentu pilihan jatuh ke Java Chip tapi yang kurang suka sama kopi bisa memilih Choco Cream Chip.Dalam dua-duanya rasa coklatnya terasa banget.Kalo loe ga biasa ke Starbucks dan pingin coba frappucino mereka, salah satu dari kedua minuman ini patut menjadi pilihan percobaan elo, selain caramel frappucino tentunya. Pasti loe ga nyesel.Very Recommended.

4 dari 5 bintang.Untuk dua-duanya.

Sedikit tambahan. Mungkin ada yang mau tau tentang banana frappucino-nya starbucks yang baru-baru ini juga diluncurkan. Menurut gue rasanya ngak enak, rasa pisangnya agak asem, membuat minuman-nya baik yang coffee based (berdasar kopi) atau cream based (berdasar krim) terasa aneh. Very not recommended. Gue sendiri suka nyebutnya crappucino he3x.
Posted by Picasa

FR Vegas HotDog


Vegas Hot Dog

Mall Taman Anggrek Lt.4
Di depan Theater 21

Ada temen gue yang nanya ama gue di kantor, Loe udah nyobain Vegas hot dog belom? Gue yang lagi asik merapihkan foto-foto dalam laptop yang baru gue send lewat bluetooth dari HP gue, langsung nengok dan nanya. Apaan tuh? Dimana? Waktu itu dia liat di rekomendasi O'Channel katanya. Tempatnya di Mal Taman Anggrek di lantai yang diatas Ice Rink. Gue bilang, "belom sih", terus nanya apa spesialnya hot dog itu. Dia bilang panjangnya sampai 30 cm. Hmm.....harus dicoba nih kayaknya. Gue tanya mahal ga, dia bilang 17 ribuan. Wah lebih murah dari frankie nih (frankfurters) :D, ternyata harganya jauuuh dari 17 ribu.

Tibalah hari gue menuju lokasi Vegas Hot Dog, rencananya sih jemput pacar tercinta di rumah mamanya yang jauh di Karawang, makan hotdog terus langsung nonton Pirates of The Carribean II (soalnya di Anggrek Buy 1 get 1 pake kartu kredit BCA juga). Ternyata ga jadi nonton karena kita sampai sana kemalaman, tapi makan hotdognya masih sempet.

Setelah keluar dari bioskop dengan tangan kosong, langsung kita menuju gerai Vegas Hotdog yang ga jauh dari situ, gerainya ramai pengunjung dan semua tempat duduknya terisi penuh,bangku yang tersisa hanya yang di pinggir tempat jualannya aja, kayak di bar gitu, yang duduknya di bangku tinggi.

The Food

Pertama sempet binggung juga gue mau mesen apa. Banyak pilihan hotdog yang menggiurkan tapi akhirnya pilihan jatuh ke hotdog yang menjadi trademark mereka yaitu hotdog yang panjangnya 30 cm itu. The super vegas beef hotdog. Ternyata yang 30 cm cuman hotdog yang ini saja, yang lainnya dalam menu ada 2 ukuran medium atau large tapi ga ada yang 30 cm. Setelah nunggu waktu yang cukup lama, akhirnya datang hotdog yang super panjang itu. Penampilannya sih yah ok lah. Tapi agak kecewa karena relish-nya (relish itu timun yang sudah diasamkan dan dicincang, rasanya seperti acar tapi asamnya tajam) cuman buat hiasan ditengah doang. Katanya hotdog US kok relishnya sedikit. Di US hotdog ga pake mayonaise, ga pake daun selada atau daun apapun malah, yang ditambahin paling cuman bawang bombay cincang, relish sama mustard yang banyak.Ya udah langsung lanjut ke gigitan pertama. Hmm....nothing special, seperti hotdog di frankfurter, cuman lebih panjang aja.Taste hotdognya ga terlalu standout, dikalahkan oleh campuran toping/tambahan saus dan mayonaise yang ditumpuk diatas dan sekelilingnya. Pas mengigit daging hotdognya doang, tetep ga terlalu terasa, bahkan terlalu lembut menurut gue. Ngak ada rasa kress pas mengigit kulit dagingnya seperti seharusnya hotdog yang enak. Terus terang dengan bandroll 37 ribu kayaknya ga sepadan sama rasanya. Sedikit kecewa tapi terus terang gue ngak mengharapkan begitu banyak. Paling ga jauh dari frankfurter rasanya. Ternyata gue ngak salah. Mendingan gue makan hotdog jumbo-nya Miss Burger punya temen gue, 14 ribu, rasa lebih enak,dan bisa beli 2 + burgernya satu. Kenyangan mana tuh? He3x.

The Place

Tempatnya cuman satu gerai dilengkapi dengan beberapa meja dan bangku di pelataran di depan bioskop 21. Jadi bukan restoran yang punya tempatnya sendiri. Enak juga sih berada diluar di keramaian orang yang berlalu lalang di lantai 4 itu. Dan karena tidak dalam tempat tertutup jadi terasa sangat luas tempatnya.

Kesimpulan

Mungkin gue akan kembali untuk mencoba bratwurst dan meatloafnya yang digambarnya kelihatan tebel banget. Kalo memang iya, pasti nanti ada FR lanjutan dari gue.Untuk saat ini menurut gue ngak ada yang begitu istimewa,hanya ukurannya saja, tapi itupun kita harus membayar untuknya. Kayaknya istilah "Size Does Matter"(ukuran itu penting) tidak berlaku disini karena memang ukurannya besar, tapi harganya pun besar, sayangnya rasanya kurang besar.

2.5 Bintang dari 5 Posted by Picasa

Sunday, July 23, 2006

FR Vietopia


Vietopia

Jalan Cikini Raya No.33
Jakarta Pusat Indonesia
Phone:021-391-5893
Fax: 021-310-3790

The Story

Setelah menonton acara wisata kuliner di TransTV dan melihat si pembawa acaranya makan disana, gue memutuskan untuk mencicipi Vietopia. Sebenarnya sih gue udah tau tentang restoran ini cukup lama. Cuman entah kenapa, gue merasa enggan untuk mencobanya. Gue merasa paling sama saja dengan restoran vietnam lain yang menyajikan Pho. Buat yang belum tau, Pho itu adalah semacam mie rebus ala vietnam. Kuahnya berlimpah, mienya dibuat dari beras dan bentuknya seperti kwetiau tapi tidak selebar kwetiau, lebih tipis dan halus. Yang terkenal adalah Pho Bo, yaitu Pho dengan irisan tipis daging sapi, yang lembut. Enak deh, segerrrr. Yang penting adalah rasa kuahnya dan tekstur daging. Dalam FR ini akan gue bandingkan Pho-nya Vietopia dengan beberapa tempat pho noodles lain yang pernah gue coba.
Sebenarnya yang membuat gue pingin banget kesana bukan hanya Pho-nya saja tapi justru malah kopi susu vietnamnya yang terngiang-ngiang di kepala gue. Makanya setelah bertahun-tahun hanya lewat saja ketika melintasi Jalan Cikini Raya akhirnya gue memutuskan untuk mampir kesana.

Selesai ngajar di salah satu kantor di wilayah Mega Kuningan sekitar jam setengah 9, gue langsung cabut kesana. Sempet berfikir berulang kali karena sang gf sebenarnya tidak mengizinkan gue jalan kesana tanpa dia. "Maaf ya sayang!" Sebenarnya pingin ngajak dia, tapi dia lagi pulang ke rumah mamanya. Anyway, setelah menempuh jarak yang lebih jauh karena salah belok di Manggarai karena bengong he3x. Akhirnya sampe juga di Cikini,jam 9 kurang dikit. Dapet tempat parkir hampir tepat didepan tempatnya. Emang udah takdir malem ini gue kesana he3x....Parkir, foto sekali dali luar. Dan masuklah gue melalui pintunya yang kelihatan seperti pintu rumah zaman belanda dulu. Ternyata didalam ramai sekali, kebanyakan orang bule. Ternyata tempat ini terkenal di kalangan expat...Hmm....must be something to this place. I hope it's the good food they come here for. Gue dihampiri oleh salah satu pelayannya, "berapa orang?" dia tanya. Gue bilang cuman sendiri.Gue dipersilahkan duduk, di bangku sofa panjang yang menyatu dengan tembok.Ternyata gue duduk di smoking area, karena melihat ada ibu2 yang rokoknya berada di asbak sambil dia menikmati sisa makanannya. Karena gue ga merokok, dan takut terganggu oleh asap rokok tamu-tamu yang lain gue memutuskan untuk pindah ke non-smoking section. Ternyata kecil sekali bagian non-smokingnya. Cuman ada 4 set meja dan bangku, masing2 untuk 4 orang. Paling banyak ya kemungkinan cuman 20 orang di dalam situ, itu juga kalo dipaksain gitu he3x. 2 setnya sudah diisi oleh tamu, pas gue sedang memilih tempat duduk gue merasa kok malah panas disitu, gue tanya sama pelayannya dia bilang iya mas emang panas disini. Ya sudah, gue pindah lagi ke tempat semula. Mending asap rokok, daripada kepanasan.

The Food

Datanglah menu, sempet berfikir untuk memesan yang lain dari Pak Bondan, paling ngak appetizernya yang beda. Tapi gue memutuskan untuk mengikuti jejak si bapak wisatawan kuliner kita. Jadi pesanlah gue Cha Gio (lumpia goreng isi ayam dan sayuran, ga ada udangnya kayaknya deh, padahal kata Pak Bondan ada), Pho Bo (Mie rebus khas Vietnam dengan irisan daging) dan untuk minum gue pesen Ca Phe Sua Da (es kopi pake susu kental manis, kopinya impor dari vietnam).Setelah menunggu cukup lama datanglah es kopi dan lumpia pesanan gue. Kopi-nya pake saringan khusus gitu, unik sih, persis seperti yang gue liat di TV siangnya.Sebelum gue aduk dengan susu kental manisnya atau menuangkannya ke es yang sudah disiapkan di gelas yang terpisah, gue cobain dulu tuh kopi. Rasanya hampir kayak kopi tubruk tapi ada rasa khasnya, rasa asam kopi yang ringan tapi cukup memberikan warna.Lanjut ke lumpianya, hmm....lumayan sih, nothing that special, pas dimakan sama selada and daun mintnya aja rasanya agak unik, campuran mint dan cuka merahnya itu yang bikin unik. Lumpianya sendiri rasanya seperti Dumpling atau pangsit-nya orang korea yang disebut Mandu. Gue sempet ngajar anak orang korea dulu dan sering dikasih mandu buat snack. Isinya kurang lebih sama, cuman wrapper/kulit lumpianya aja yang beda. Not bad lah. Won't order it again though he3x. Setelah melahap 4 potong lumpia dan menunggu waktu yang lumayan lama, datanglah Mie Vietnam gue. Dibarengi dengan wadah kecil berisi,jeruk nipis, tauge, selembar selada, dan potongan kecil cabe rawit. Pertama gue cicipi dulu kuahnya tanpa tambahan apa-apa.Slurp... Hmm....cukup memiliki rasa menurut gue,aduk dikit, slurp....hmm....enak. Lebih berasa dari Pho lain yang pernah gue makan. Akhirnya gue peras jeruk nipisnya, masukkin toge dan kira2 setengah dari cabe rawit yang disediakan. Yum....ternyata enak. Dagingnya juga teksturnya ok banget, lembut tapi tapi berserat. Yang penting sih kuahnya. Pas rasanya, ga kurang asin atau hambar dan juga ga terlalu asin. Disediakan juga sambel botol dan plum sauce untuk makan mienya. Plum sauce nya memberikan rasa manis & asin yang unik kepada kuahnya, apalagi ketika sedang memakan dagingnya. Pas makan sempet kepedesan dan kebingungan karena ga ada minum selain es kopi gue yang tinggal setengah, malah sempet mau cekukan (hiccups), mampus gue kalo cekukan, ga ada air. Bisa sih tambah minum tapi gue ga mau aja. Masa aqua yang botol kecil 300ml itu 6 ribu. Ogah ah. Tunggu selesai aja, beli aqua dijalan he3x. Untungnya kepedesan dan bibit hiccups nya teratasi, pelan-pelan nyerutput kuah Pho-nya aja yang berlimpah.Secara keseluruhan gue puas.

DC:Cha Gio 18 Ribu, Pho Bo 37 Ribu, Ca Phe Sua Da 17 Ribu
Total: Dengan Tax & Service (15%) Rp. 83.160,00

Lumayan enak kok rasanya. Dan bila dibandingkan sama tempat-tempat makan Pho yang lain, ini menurut gue yang paling enak. Pho 2000 di PIM2 kuahnya hambar banget, kayak makan mie pake air aja :P,selain itu appetizernya biasa banget lagi, overpriced pula. Kalo PhoHoa lumayan sih tapi masih lebih enak di Vietopia menurut gue. Itu juga gue ke Phohoanya udah lama banget.Apakah gue akan kembali ke Vietopia? Mungkin juga. Kalo iya gue mau coba appetizer yang lainnya seperti Goi Cuon-nya (Lumpia yang ngak digoreng berisi udang,ayam,telor dan sayuran) 18 Ribu, atau Chao Tom 22 Ribu (udang yang dihaluskan dililitkan tebu dibakar sampai berwarnya coklat keemasan) Jadi penasaran gue, pake tebu segala pula. Untuk main coursenya paling cuman pingin nyobain Canh Ga Chien Nuoc Mam (sayap ayam yang direndam caramel sauce) 26 Ribu, kedengarannya yummy banget! Dan untuk minum mungkin mencoba Lemon Grass Tea (teh dengan batang sereh) 12 Ribu.

The Place

Cukup unik, menggunakan gedung lama dari zaman kolonial dulu. Bangunan-bangunan di daerah situ emang masih kayak zaman dulu semua, serasa menjalani perjalanan waktu kalo ada pergi berada di daerah situ. Yang paling menarik perhatian adalah pintunya, pintu zaman dulu yang terbuat dari kayu dengan kaca ditengahnya yang dilindungi oleh jeruji besi yang dideretkan secara vertikal dan horizontal. Buka pintu dan didalam terdapat restoran dengan dekorasi yang agak minimalis.Yang gue perhatikan adalah pencahayaannya yang agak redup, tapi itu justru yang membuat atmosfirnya lebih nyaman dan santai. Restorannya tidak terlalu besar. Ada daerah merokok dan yang tidak merokok. Sayangnya tidak ada pembatas antara wilayah merokok dan yang tidak merokok. Jadi ya asapnya bisa-bisa aja masuk ke daerah non-smokingnya. Toiletnya cuman ada satu. Jadi kadang harus ngantri kalo dapat panggilan alam.

Kesimpulan

Dari semua tempat makan Pho sih, ini yang paling enak. Soal harga ya memang agak mahal untuk sekali makan doang tapi bila dibandingkan dengan tempat makan Pho yang lain, Vietopia cukup kompetitif. Kalau emang suka makan Pho, tempat ini very recommended untuk dicoba. Kalo pingin menikmati makanan khas Vietnam, gue rasa juga patut datang kesini. Untuk yang lain, yang belom pernah makan pho tapi pingin nyoba dan lagi ada duit lebih, coba deh kesini. Dengan kuahnya yang seger dan dagingnya yang lembut, gue yakin loe ga bakalan nyesel.

3.75 Bintang dari 5

Mereka baru buka cabang di Jalan Senopati No.66.
Telp: 021-726-1172.
Lagi ada kerjasama dengan kartu kredit BCA. Diskon 15% tapi minimum pembelanjaan 100 Ribu. Posted by Picasa

Oleh2 Dari Vietopia




 Posted by Picasa

Saturday, July 22, 2006

Roti Goreng Medan


Roti Goreng Medan

Jalan pisangan lama III
Pulo Gading Jakarta Timur
Pertigaan Pori Raya.
Sebelah toko peralatan SPT Jawa

The Story

Kalau lewat jalan ini dari pasar beras Cipinang menuju Rawamangun gue selalu melihat Roti Goreng Khas medan ini. Gue jadi penasaran, apa sih sebenarnya yang dijual? Yang kelihatan dari gerainya adalah roti berwarna coklat dan hijau, ada yang dilipat dan ada yang kelihatannya seperti digulung-gulung seperti gulungan koran gitu. Akhirnya gue memutuskan untuk mencoba Roti Goreng Khas Medan ini. Jujur aja, gue ngak mengharapkan banyak sih, cuman sekedar memenuhi rasa penasaran saja. Dalam perjalanan menuju Rawamangun, gue minggir disamping gerainya sampai orang yang menjual rotinya datang menghampiri mobil gue. Gue tanya berapaan mas, seribu lima ratus katanya. Hmm....cukup murah.Lalu gue nanya apa beda yang hijau dengan yang warna coklat. Ternyata sama saja kata dia, cuman warna doang. Gue kira yang hijau pake pandan, ternyata ngak.Pertanyaan berikutnya adalah, ada rasa apa aja? Ternyata ada pisang coklat, coklat kacang, keju dan stroberi. Gue tanya rasa coklat aja ada ngak, karena gue ga terlalu suka kacang. Katanya ngak ada, ternyata rotinya udah jadi semua, dan bentuk-bentuknya itu merepresentasikan isinya. Yang digulung kerucut isinya coklat kacang,yang segiempat isinya keju, yang digulung kayak koran isinya pisang coklat, dan yang segitiga isinya stroberi.Setelah memesan gue pikir bakal langsung dibungkus dan gue bisa melanjutkan perjalanan gue, ternyata kata masnya harus digoreng dulu. Lumayan kaget juga, gue pikir sudah digoreng. Alasan gue tertarik untuk beli karena tidak kelihatan seperti roti yang digoreng.Tapi ya gue sudah mesen ya sudah.

The Food

Setelah menunggu rotinya digoreng, akhirnya roti goreng medan pesenan gue dibungkus dan siap untuk dimakan dijalan.Yang pertama gue coba yang isi coklat, hmm....rasanya seperti roti yang digoreng he3x.Isinya lumayan sih, ya ngak banyak yang bisa diharapkan lah dengan harga seribu lima ratus. Tapi gue salut, untuk yang isi keju,walaupun sedikit, isinya benar2 keju. Bukan adonan terigu campur mentega dan gula.Warna hijaunya juga ternyata benar, cuman warna doang, ngak ada rasa pandannya. Overall rasanya biasa aja. Not recommended sih. Ngak tau, apa roti goreng medan ini mewakili roti goreng medan yang ada di Medan sana.Yang pasti rotinya terasa ngak baru dan isinya kurang terasa.

The Place

Cuman gerai pinggir jalan aja dan satu kompor dan penggorengan berisi minyak goreng.

Kesimpulan
Kalau mau tau seperti apa rasa roti goreng medan, bisa dicoba. Kalau mencari makanan khas medan dengan rasa khas, bukan disini tempatnya. Kalau mau beli saja roti isi dengan keju, atau meses di gulung, terus digoreng. Ada kemungkinan rasanya lebih enak, asalkan roti yang digunakan baru dan enak.

0 Bintang dari 5
Posted by Picasa

Oleh2 Dari Gerai Roti Goreng Medan



 Posted by Picasa

Friday, July 21, 2006

FR Sate Afrika


Sate Afrika Pak Haji Ismail
Jalan KS Tubun 6. Petamburan 2.
Di Lapangan Sebelah Gedung Indonesia Power.

The Story

Setelah mencari selama seminggu akhirnya ketemu juga Sate Afrika milik Pak Ismail. Thanks to Hani yang telah menelpon TransTV untuk menanyakan alamatnya.Asli girang banget gue pas dapet alamatnya, ga sabar pingin buru-buru kesana. Udah kebayang makan daging domba yang gurih tapi empuk. Yummm...
Gue telpon dulu si Pak Ismailnya untuk ngecheck jualan apa ngak hari ini. Telpon diangkat dengan kata Assalamualaikum yang kencang dan bersahabat, Walaikumsalam gue bilang. Gue tanya hari ini buka atau ngak. Kata dia buka jam 11an tapi lebih baik pesen dulu. Gue bilang gue ga tau mau pesan apa, belum pernah. Kata dia mau potongan apa, gue ga tau mana yang enak kata gue. Gue tanya yang enak dan biasa dicari orang apa, kata dia punggung. Yo wess, pesan lah gue punggung. Gue cuman mesen satu porsi soalnya kata acara yang diTransTV itu satu porsi cukup berdua, lagi pula gue pikir kalo sampe dua porsi gue mau liat and pilih disana aja langsung.

Setelah ngajar, ditemani oleh gf tercinta,jalanlah gue ke daerah KS Tubun. Daerah ini ga familiar bagi gue, jadi gue sempet nyasar dikit. Gue telpon Si Pak Haji and dia sendiri ga bisa ngejelasin tempatnya dimana. Untung gue sempet baca di salah satu forum paling ngetop di Indonesia and baca bahwa tempatnya ada di deket gedung Indonesia power. Akhirnya ketemu juga tuh gedungnya. Gue pikir karena deket daerah situ gue parkir aja deket situ terus tanya orang dan jalan aja ke lokasi. Ternyata ada lapangan disebelah Gedung Indonesia power, Gue parkir situ aja gue pikir, eh ternyata di dalam lapangan situlah, agak kedalam sedikit lokasi sate afrika yang gue cari-cari.Emang tuh tempat low-profile banget, ga ada tulisan apa-apa yang menunjukkan tuh tempat apa, jual apa. Kalo gue ngak liat di TV juga gue ga tau itu tempat yang gue cari. Pokoknya warnanya Biru all over deh.
Turun mobil langsung jalan kesana,gue bilang gue udah pesen.Ternyata nama gue udah dicatat dipapan whiteboard yang ada ditembok. Gue disuruh duduk. OK. Gue liat ada orang yang kayaknya gue kenal. Ternyata bener itu adek Kelas gue di Kampus. Kita ngobrol-ngobrol sebentar, tiba-tiba dateng satu nampan alumminium berisi daging domba bakar yang sudah dipotong-potong, ditaburi dengan irisan panjang bawang bombay. Ditaro deh tuh ditengah-tengah rombongannya temen gue. Asli ngiler gue. Lalu makanlah dia dan teman-temannya. Gue and Gf gue masih menunggu Grilled Lamb kita untuk dateng. Sambil menunggu, kita ditawarin nasi, minum and pisang goreng. Gue tanya ama temen gue, pisang gorengnya enak ga? Kata dia enak kok, makannya sama daging bakarnya sebagai pengganti nasi. Hmmm.....interesting. Gue dikerjain apa emang bener ya?Gue pesen aja satu porsi. Akhirnya dateng juga sepiring penuh daging domba. Agak kecewa sih karena wadahnya bukan nampan alumminium kayak yang diTV sama yang digunakan untuk menyajikan makanan rombongan temen gue. Pasti karena gue cuman mesen satu potong. Ya sudah no big deal, lalu datanglah nasi, minum dan pisang gorengnya. Dan akhirnya cita-cita gue makan sate afrika tercapai he3x. Asli enak, dan siapa sangka pisang goreng pake sambal lampung dan mustard enak. Yummmyyy. Pokoknya loe harus coba, apalagi kalo loe doyan makan daging. Dagingnya itu diluarnya gurih dan empuk banget di dalamnya. Uenaak!!
Selesai makan ngobrol, dikit ama pak haji and tanya-tanya soal potongan kambing yang enak. Pulang dengan perut kenyang, hati puas. I will Return!!
DC: 57 ribu rupiah.

Rangkuman:
The Food
Tersedia berbagai potongan kambing. Rata-rata harganya 35 ribu.
Yang favorit: Pundak, Punggung, Dada, Iga.
Paha juga ok, banyak dagingnya, tapi agak keras katanya. Babat dan hati juga ada kok. Sampe kepalanya kalo mau juga ada kayaknya.
Kalo mesen minta aja: Ipul (pundak), Dos (punggung), dada atau iga (gue lupa istilah afrikanya).
Makannya pake sambal lampung dalam toples kecil gitu. Kayaknya beli jadi deh.
Sama mustard merk maestro.
Nasi satu porsi 3 ribu.
Pisang goreng 10 ribu, cukup untuk 2 atau 3 orang.
Teh tawar panas seribu. Minuman yang lainnya ngak tau, ngak mesen.

The Place:
Biasa aja, ga muat terlalu banyak orang. Kebanyakan pelanggannya katanya take away atau pesanan.
Ga ada bathroom yang memadai, so do your "business" at home sebelum kesini.

Kesimpulan:
Musti loe coba. Enak banget asli enak. Kayak makan steak gitu. Kalo lagi pingin daging, ga ada tempat yang lebih tepat.

4 1/2 Bintang dari 5.

Must try!!!!!

*Kalo mau nomor telponnya, tinggalin Name and email or No. Hp loe aja di bagian Comment atau email gue di merlin_12810@yahoo.com judulnya sate afrika. Posted by Picasa

Thursday, July 20, 2006

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Dari Jauh"


Dah laper dia, sampe ditinggalin guenya he3x. J/K pingin foto dari kejauhan aja tempatnya. Posted by Picasa

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Lagi dibakar."


Lihat tuh daging lagi dibakar. Yummmyyy!!! Posted by Picasa

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Lunch!"


Lunch is ready!!! Posted by Picasa

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Mau Ga?"


Ini neh yang gue cari-cari!!!Oh iya, yang kuning itu mustard bukan tambahan dari burung lewat He3x.Posted by Picasa

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Pisang Sambel"


Pisang pake sambel, mau coba??? Wuenaaak bener!! Posted by Picasa