Sunday, July 23, 2006

FR Vietopia


Vietopia

Jalan Cikini Raya No.33
Jakarta Pusat Indonesia
Phone:021-391-5893
Fax: 021-310-3790

The Story

Setelah menonton acara wisata kuliner di TransTV dan melihat si pembawa acaranya makan disana, gue memutuskan untuk mencicipi Vietopia. Sebenarnya sih gue udah tau tentang restoran ini cukup lama. Cuman entah kenapa, gue merasa enggan untuk mencobanya. Gue merasa paling sama saja dengan restoran vietnam lain yang menyajikan Pho. Buat yang belum tau, Pho itu adalah semacam mie rebus ala vietnam. Kuahnya berlimpah, mienya dibuat dari beras dan bentuknya seperti kwetiau tapi tidak selebar kwetiau, lebih tipis dan halus. Yang terkenal adalah Pho Bo, yaitu Pho dengan irisan tipis daging sapi, yang lembut. Enak deh, segerrrr. Yang penting adalah rasa kuahnya dan tekstur daging. Dalam FR ini akan gue bandingkan Pho-nya Vietopia dengan beberapa tempat pho noodles lain yang pernah gue coba.
Sebenarnya yang membuat gue pingin banget kesana bukan hanya Pho-nya saja tapi justru malah kopi susu vietnamnya yang terngiang-ngiang di kepala gue. Makanya setelah bertahun-tahun hanya lewat saja ketika melintasi Jalan Cikini Raya akhirnya gue memutuskan untuk mampir kesana.

Selesai ngajar di salah satu kantor di wilayah Mega Kuningan sekitar jam setengah 9, gue langsung cabut kesana. Sempet berfikir berulang kali karena sang gf sebenarnya tidak mengizinkan gue jalan kesana tanpa dia. "Maaf ya sayang!" Sebenarnya pingin ngajak dia, tapi dia lagi pulang ke rumah mamanya. Anyway, setelah menempuh jarak yang lebih jauh karena salah belok di Manggarai karena bengong he3x. Akhirnya sampe juga di Cikini,jam 9 kurang dikit. Dapet tempat parkir hampir tepat didepan tempatnya. Emang udah takdir malem ini gue kesana he3x....Parkir, foto sekali dali luar. Dan masuklah gue melalui pintunya yang kelihatan seperti pintu rumah zaman belanda dulu. Ternyata didalam ramai sekali, kebanyakan orang bule. Ternyata tempat ini terkenal di kalangan expat...Hmm....must be something to this place. I hope it's the good food they come here for. Gue dihampiri oleh salah satu pelayannya, "berapa orang?" dia tanya. Gue bilang cuman sendiri.Gue dipersilahkan duduk, di bangku sofa panjang yang menyatu dengan tembok.Ternyata gue duduk di smoking area, karena melihat ada ibu2 yang rokoknya berada di asbak sambil dia menikmati sisa makanannya. Karena gue ga merokok, dan takut terganggu oleh asap rokok tamu-tamu yang lain gue memutuskan untuk pindah ke non-smoking section. Ternyata kecil sekali bagian non-smokingnya. Cuman ada 4 set meja dan bangku, masing2 untuk 4 orang. Paling banyak ya kemungkinan cuman 20 orang di dalam situ, itu juga kalo dipaksain gitu he3x. 2 setnya sudah diisi oleh tamu, pas gue sedang memilih tempat duduk gue merasa kok malah panas disitu, gue tanya sama pelayannya dia bilang iya mas emang panas disini. Ya sudah, gue pindah lagi ke tempat semula. Mending asap rokok, daripada kepanasan.

The Food

Datanglah menu, sempet berfikir untuk memesan yang lain dari Pak Bondan, paling ngak appetizernya yang beda. Tapi gue memutuskan untuk mengikuti jejak si bapak wisatawan kuliner kita. Jadi pesanlah gue Cha Gio (lumpia goreng isi ayam dan sayuran, ga ada udangnya kayaknya deh, padahal kata Pak Bondan ada), Pho Bo (Mie rebus khas Vietnam dengan irisan daging) dan untuk minum gue pesen Ca Phe Sua Da (es kopi pake susu kental manis, kopinya impor dari vietnam).Setelah menunggu cukup lama datanglah es kopi dan lumpia pesanan gue. Kopi-nya pake saringan khusus gitu, unik sih, persis seperti yang gue liat di TV siangnya.Sebelum gue aduk dengan susu kental manisnya atau menuangkannya ke es yang sudah disiapkan di gelas yang terpisah, gue cobain dulu tuh kopi. Rasanya hampir kayak kopi tubruk tapi ada rasa khasnya, rasa asam kopi yang ringan tapi cukup memberikan warna.Lanjut ke lumpianya, hmm....lumayan sih, nothing that special, pas dimakan sama selada and daun mintnya aja rasanya agak unik, campuran mint dan cuka merahnya itu yang bikin unik. Lumpianya sendiri rasanya seperti Dumpling atau pangsit-nya orang korea yang disebut Mandu. Gue sempet ngajar anak orang korea dulu dan sering dikasih mandu buat snack. Isinya kurang lebih sama, cuman wrapper/kulit lumpianya aja yang beda. Not bad lah. Won't order it again though he3x. Setelah melahap 4 potong lumpia dan menunggu waktu yang lumayan lama, datanglah Mie Vietnam gue. Dibarengi dengan wadah kecil berisi,jeruk nipis, tauge, selembar selada, dan potongan kecil cabe rawit. Pertama gue cicipi dulu kuahnya tanpa tambahan apa-apa.Slurp... Hmm....cukup memiliki rasa menurut gue,aduk dikit, slurp....hmm....enak. Lebih berasa dari Pho lain yang pernah gue makan. Akhirnya gue peras jeruk nipisnya, masukkin toge dan kira2 setengah dari cabe rawit yang disediakan. Yum....ternyata enak. Dagingnya juga teksturnya ok banget, lembut tapi tapi berserat. Yang penting sih kuahnya. Pas rasanya, ga kurang asin atau hambar dan juga ga terlalu asin. Disediakan juga sambel botol dan plum sauce untuk makan mienya. Plum sauce nya memberikan rasa manis & asin yang unik kepada kuahnya, apalagi ketika sedang memakan dagingnya. Pas makan sempet kepedesan dan kebingungan karena ga ada minum selain es kopi gue yang tinggal setengah, malah sempet mau cekukan (hiccups), mampus gue kalo cekukan, ga ada air. Bisa sih tambah minum tapi gue ga mau aja. Masa aqua yang botol kecil 300ml itu 6 ribu. Ogah ah. Tunggu selesai aja, beli aqua dijalan he3x. Untungnya kepedesan dan bibit hiccups nya teratasi, pelan-pelan nyerutput kuah Pho-nya aja yang berlimpah.Secara keseluruhan gue puas.

DC:Cha Gio 18 Ribu, Pho Bo 37 Ribu, Ca Phe Sua Da 17 Ribu
Total: Dengan Tax & Service (15%) Rp. 83.160,00

Lumayan enak kok rasanya. Dan bila dibandingkan sama tempat-tempat makan Pho yang lain, ini menurut gue yang paling enak. Pho 2000 di PIM2 kuahnya hambar banget, kayak makan mie pake air aja :P,selain itu appetizernya biasa banget lagi, overpriced pula. Kalo PhoHoa lumayan sih tapi masih lebih enak di Vietopia menurut gue. Itu juga gue ke Phohoanya udah lama banget.Apakah gue akan kembali ke Vietopia? Mungkin juga. Kalo iya gue mau coba appetizer yang lainnya seperti Goi Cuon-nya (Lumpia yang ngak digoreng berisi udang,ayam,telor dan sayuran) 18 Ribu, atau Chao Tom 22 Ribu (udang yang dihaluskan dililitkan tebu dibakar sampai berwarnya coklat keemasan) Jadi penasaran gue, pake tebu segala pula. Untuk main coursenya paling cuman pingin nyobain Canh Ga Chien Nuoc Mam (sayap ayam yang direndam caramel sauce) 26 Ribu, kedengarannya yummy banget! Dan untuk minum mungkin mencoba Lemon Grass Tea (teh dengan batang sereh) 12 Ribu.

The Place

Cukup unik, menggunakan gedung lama dari zaman kolonial dulu. Bangunan-bangunan di daerah situ emang masih kayak zaman dulu semua, serasa menjalani perjalanan waktu kalo ada pergi berada di daerah situ. Yang paling menarik perhatian adalah pintunya, pintu zaman dulu yang terbuat dari kayu dengan kaca ditengahnya yang dilindungi oleh jeruji besi yang dideretkan secara vertikal dan horizontal. Buka pintu dan didalam terdapat restoran dengan dekorasi yang agak minimalis.Yang gue perhatikan adalah pencahayaannya yang agak redup, tapi itu justru yang membuat atmosfirnya lebih nyaman dan santai. Restorannya tidak terlalu besar. Ada daerah merokok dan yang tidak merokok. Sayangnya tidak ada pembatas antara wilayah merokok dan yang tidak merokok. Jadi ya asapnya bisa-bisa aja masuk ke daerah non-smokingnya. Toiletnya cuman ada satu. Jadi kadang harus ngantri kalo dapat panggilan alam.

Kesimpulan

Dari semua tempat makan Pho sih, ini yang paling enak. Soal harga ya memang agak mahal untuk sekali makan doang tapi bila dibandingkan dengan tempat makan Pho yang lain, Vietopia cukup kompetitif. Kalau emang suka makan Pho, tempat ini very recommended untuk dicoba. Kalo pingin menikmati makanan khas Vietnam, gue rasa juga patut datang kesini. Untuk yang lain, yang belom pernah makan pho tapi pingin nyoba dan lagi ada duit lebih, coba deh kesini. Dengan kuahnya yang seger dan dagingnya yang lembut, gue yakin loe ga bakalan nyesel.

3.75 Bintang dari 5

Mereka baru buka cabang di Jalan Senopati No.66.
Telp: 021-726-1172.
Lagi ada kerjasama dengan kartu kredit BCA. Diskon 15% tapi minimum pembelanjaan 100 Ribu. Posted by Picasa

Oleh2 Dari Vietopia




 Posted by Picasa

Saturday, July 22, 2006

Roti Goreng Medan


Roti Goreng Medan

Jalan pisangan lama III
Pulo Gading Jakarta Timur
Pertigaan Pori Raya.
Sebelah toko peralatan SPT Jawa

The Story

Kalau lewat jalan ini dari pasar beras Cipinang menuju Rawamangun gue selalu melihat Roti Goreng Khas medan ini. Gue jadi penasaran, apa sih sebenarnya yang dijual? Yang kelihatan dari gerainya adalah roti berwarna coklat dan hijau, ada yang dilipat dan ada yang kelihatannya seperti digulung-gulung seperti gulungan koran gitu. Akhirnya gue memutuskan untuk mencoba Roti Goreng Khas Medan ini. Jujur aja, gue ngak mengharapkan banyak sih, cuman sekedar memenuhi rasa penasaran saja. Dalam perjalanan menuju Rawamangun, gue minggir disamping gerainya sampai orang yang menjual rotinya datang menghampiri mobil gue. Gue tanya berapaan mas, seribu lima ratus katanya. Hmm....cukup murah.Lalu gue nanya apa beda yang hijau dengan yang warna coklat. Ternyata sama saja kata dia, cuman warna doang. Gue kira yang hijau pake pandan, ternyata ngak.Pertanyaan berikutnya adalah, ada rasa apa aja? Ternyata ada pisang coklat, coklat kacang, keju dan stroberi. Gue tanya rasa coklat aja ada ngak, karena gue ga terlalu suka kacang. Katanya ngak ada, ternyata rotinya udah jadi semua, dan bentuk-bentuknya itu merepresentasikan isinya. Yang digulung kerucut isinya coklat kacang,yang segiempat isinya keju, yang digulung kayak koran isinya pisang coklat, dan yang segitiga isinya stroberi.Setelah memesan gue pikir bakal langsung dibungkus dan gue bisa melanjutkan perjalanan gue, ternyata kata masnya harus digoreng dulu. Lumayan kaget juga, gue pikir sudah digoreng. Alasan gue tertarik untuk beli karena tidak kelihatan seperti roti yang digoreng.Tapi ya gue sudah mesen ya sudah.

The Food

Setelah menunggu rotinya digoreng, akhirnya roti goreng medan pesenan gue dibungkus dan siap untuk dimakan dijalan.Yang pertama gue coba yang isi coklat, hmm....rasanya seperti roti yang digoreng he3x.Isinya lumayan sih, ya ngak banyak yang bisa diharapkan lah dengan harga seribu lima ratus. Tapi gue salut, untuk yang isi keju,walaupun sedikit, isinya benar2 keju. Bukan adonan terigu campur mentega dan gula.Warna hijaunya juga ternyata benar, cuman warna doang, ngak ada rasa pandannya. Overall rasanya biasa aja. Not recommended sih. Ngak tau, apa roti goreng medan ini mewakili roti goreng medan yang ada di Medan sana.Yang pasti rotinya terasa ngak baru dan isinya kurang terasa.

The Place

Cuman gerai pinggir jalan aja dan satu kompor dan penggorengan berisi minyak goreng.

Kesimpulan
Kalau mau tau seperti apa rasa roti goreng medan, bisa dicoba. Kalau mencari makanan khas medan dengan rasa khas, bukan disini tempatnya. Kalau mau beli saja roti isi dengan keju, atau meses di gulung, terus digoreng. Ada kemungkinan rasanya lebih enak, asalkan roti yang digunakan baru dan enak.

0 Bintang dari 5
Posted by Picasa

Oleh2 Dari Gerai Roti Goreng Medan



 Posted by Picasa

Friday, July 21, 2006

FR Sate Afrika


Sate Afrika Pak Haji Ismail
Jalan KS Tubun 6. Petamburan 2.
Di Lapangan Sebelah Gedung Indonesia Power.

The Story

Setelah mencari selama seminggu akhirnya ketemu juga Sate Afrika milik Pak Ismail. Thanks to Hani yang telah menelpon TransTV untuk menanyakan alamatnya.Asli girang banget gue pas dapet alamatnya, ga sabar pingin buru-buru kesana. Udah kebayang makan daging domba yang gurih tapi empuk. Yummm...
Gue telpon dulu si Pak Ismailnya untuk ngecheck jualan apa ngak hari ini. Telpon diangkat dengan kata Assalamualaikum yang kencang dan bersahabat, Walaikumsalam gue bilang. Gue tanya hari ini buka atau ngak. Kata dia buka jam 11an tapi lebih baik pesen dulu. Gue bilang gue ga tau mau pesan apa, belum pernah. Kata dia mau potongan apa, gue ga tau mana yang enak kata gue. Gue tanya yang enak dan biasa dicari orang apa, kata dia punggung. Yo wess, pesan lah gue punggung. Gue cuman mesen satu porsi soalnya kata acara yang diTransTV itu satu porsi cukup berdua, lagi pula gue pikir kalo sampe dua porsi gue mau liat and pilih disana aja langsung.

Setelah ngajar, ditemani oleh gf tercinta,jalanlah gue ke daerah KS Tubun. Daerah ini ga familiar bagi gue, jadi gue sempet nyasar dikit. Gue telpon Si Pak Haji and dia sendiri ga bisa ngejelasin tempatnya dimana. Untung gue sempet baca di salah satu forum paling ngetop di Indonesia and baca bahwa tempatnya ada di deket gedung Indonesia power. Akhirnya ketemu juga tuh gedungnya. Gue pikir karena deket daerah situ gue parkir aja deket situ terus tanya orang dan jalan aja ke lokasi. Ternyata ada lapangan disebelah Gedung Indonesia power, Gue parkir situ aja gue pikir, eh ternyata di dalam lapangan situlah, agak kedalam sedikit lokasi sate afrika yang gue cari-cari.Emang tuh tempat low-profile banget, ga ada tulisan apa-apa yang menunjukkan tuh tempat apa, jual apa. Kalo gue ngak liat di TV juga gue ga tau itu tempat yang gue cari. Pokoknya warnanya Biru all over deh.
Turun mobil langsung jalan kesana,gue bilang gue udah pesen.Ternyata nama gue udah dicatat dipapan whiteboard yang ada ditembok. Gue disuruh duduk. OK. Gue liat ada orang yang kayaknya gue kenal. Ternyata bener itu adek Kelas gue di Kampus. Kita ngobrol-ngobrol sebentar, tiba-tiba dateng satu nampan alumminium berisi daging domba bakar yang sudah dipotong-potong, ditaburi dengan irisan panjang bawang bombay. Ditaro deh tuh ditengah-tengah rombongannya temen gue. Asli ngiler gue. Lalu makanlah dia dan teman-temannya. Gue and Gf gue masih menunggu Grilled Lamb kita untuk dateng. Sambil menunggu, kita ditawarin nasi, minum and pisang goreng. Gue tanya ama temen gue, pisang gorengnya enak ga? Kata dia enak kok, makannya sama daging bakarnya sebagai pengganti nasi. Hmmm.....interesting. Gue dikerjain apa emang bener ya?Gue pesen aja satu porsi. Akhirnya dateng juga sepiring penuh daging domba. Agak kecewa sih karena wadahnya bukan nampan alumminium kayak yang diTV sama yang digunakan untuk menyajikan makanan rombongan temen gue. Pasti karena gue cuman mesen satu potong. Ya sudah no big deal, lalu datanglah nasi, minum dan pisang gorengnya. Dan akhirnya cita-cita gue makan sate afrika tercapai he3x. Asli enak, dan siapa sangka pisang goreng pake sambal lampung dan mustard enak. Yummmyyy. Pokoknya loe harus coba, apalagi kalo loe doyan makan daging. Dagingnya itu diluarnya gurih dan empuk banget di dalamnya. Uenaak!!
Selesai makan ngobrol, dikit ama pak haji and tanya-tanya soal potongan kambing yang enak. Pulang dengan perut kenyang, hati puas. I will Return!!
DC: 57 ribu rupiah.

Rangkuman:
The Food
Tersedia berbagai potongan kambing. Rata-rata harganya 35 ribu.
Yang favorit: Pundak, Punggung, Dada, Iga.
Paha juga ok, banyak dagingnya, tapi agak keras katanya. Babat dan hati juga ada kok. Sampe kepalanya kalo mau juga ada kayaknya.
Kalo mesen minta aja: Ipul (pundak), Dos (punggung), dada atau iga (gue lupa istilah afrikanya).
Makannya pake sambal lampung dalam toples kecil gitu. Kayaknya beli jadi deh.
Sama mustard merk maestro.
Nasi satu porsi 3 ribu.
Pisang goreng 10 ribu, cukup untuk 2 atau 3 orang.
Teh tawar panas seribu. Minuman yang lainnya ngak tau, ngak mesen.

The Place:
Biasa aja, ga muat terlalu banyak orang. Kebanyakan pelanggannya katanya take away atau pesanan.
Ga ada bathroom yang memadai, so do your "business" at home sebelum kesini.

Kesimpulan:
Musti loe coba. Enak banget asli enak. Kayak makan steak gitu. Kalo lagi pingin daging, ga ada tempat yang lebih tepat.

4 1/2 Bintang dari 5.

Must try!!!!!

*Kalo mau nomor telponnya, tinggalin Name and email or No. Hp loe aja di bagian Comment atau email gue di merlin_12810@yahoo.com judulnya sate afrika. Posted by Picasa

Thursday, July 20, 2006

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Dari Jauh"


Dah laper dia, sampe ditinggalin guenya he3x. J/K pingin foto dari kejauhan aja tempatnya. Posted by Picasa

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Lagi dibakar."


Lihat tuh daging lagi dibakar. Yummmyyy!!! Posted by Picasa

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Lunch!"


Lunch is ready!!! Posted by Picasa

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Mau Ga?"


Ini neh yang gue cari-cari!!!Oh iya, yang kuning itu mustard bukan tambahan dari burung lewat He3x.Posted by Picasa

Oleh2 Dari Sate Afrika: "Pisang Sambel"


Pisang pake sambel, mau coba??? Wuenaaak bener!! Posted by Picasa

Wednesday, July 19, 2006

FR Red Roll


Red Roll Cafe di Menteng Huis
Jalan Cikini raya Lt.Gf, Jakarta Pusat.
Tel: 3983-1888 Open: 10.00 - 22.00

Gue tau tentang Red Roll dari salah satu majalah lifestyle gratis yang gue dapet di Starbucks hari minggu yang lalu. Katanya sih semacam roti isi tapi rotinya keras and crunchy (kres-kres gitu). Akhirnya gue memutuskan untuk mencobanya Hari Senin 16 July 2006 kemaren, karena gue bisa lewat situ pulang dari kerja.

Tempatnya ngak terlalu besar sih, dan pas gue sampe situ sepi banget, emang tuh Menteng Huis emang sepi banget kayaknya, semua tokonya hampir ga ada customer, mungkin ramenya siang pas jam makan siang kali ya? Ya udah, gue sampe depan Red Rollnya gue binggung mau milih roll rasa apa. Ada salad (no meat), meatball, sausage, chicken, beef, beef teriyaki, gindara teriyaki and chicken teriyaki roll. Harganya sih ok kok, ngak ngagetin, masih masuk akal. Rolls nya berkisar antara 10ribu untuk salad-roll, sampai 19 ribu untuk beef teriyaki roll-nya. Yang lain harganya 15 ribu. Cuman gindara roll-nya aja yang 17.5 ribu.Selain menjual roll mereka juga ada broken rice (nasi pecah) sebenarnya sih kayaknya cuman menu nasi dengan lauk, pas ditanya mereka cuman bilang kayak nasi rames tapi dari vietnam. Mereka juga jual mie, mie beef teriyakinya menggoda selera sekali , gue jadi pingin mesen tapi gue pikir gue harus fokus and inget bahwa gue cuman dateng untuk nyoba makanan khasnya saja. Ya sudah, sekarang gue harus pilih mau roll apa.

Gue sempet bingung mau beli roll yang mana. Pas ditanya specialty-nya apa, pelayannya bilang beef teriyaki roll, emang gambar beef teriyaki roll-nya kayaknya enak banget sih, tapi ya gue ga yakin hasilnya akan seperti itu dan sedikit merasa mungkin mereka cuman mau gue mesen yang paling mahal aja. Gue terus mikir yang mana ya, tadinya mau milih yang sausage atau beef ham, tapi tiba-tiba gue ngeliat poster gede ditembok yang berisi foto tentang usaha mereka diSydney gue liat ah, siapa tau ada sedikit tentang roll yang mana yang membuat mereka terkenal. Ternyata bener ada tulisan bahwa puluhan orang rela ngantri buat chicken rollnya, jadi pesan lah gue chicken roll nya.

Setelah menunggu waktu yang cukup lama, sekitar 10 menit, datanglah chicken roll gue. Lah kok sayuran yang keliatan wortel doang. Hmm.....rotinya kayaknya keras nih, gue mikir kayaknya rotinya bakal mendominasi rasa makanannya. Ya udah coba, gue gigit and hampir semua perkiraan gue benar. Keras diluar dan dalamnya pun ngak empuk, dan rasanya didominasi oleh rasa roti kering, sayuran, bumbu, saos special mereka sampe ayamnya juga hapir ga kerasa. Yang kerasa cuman roti kering doang, seperti rasa bagian kulit roti yang biasanya dibuang orang, tapi yang ini kering. Biasa, banget. Dikasih saos di botol kecil untuk makannya, ga ada rasanya kayak air yang manis doang. Hmm....ternyata gini doang. Emang sih gue ga berharap banyak, cuman sekedar pingin tau doang. Ternyata masih enakan sandwich bikinan gue :P hehehe. Nah kalo loe mau tau rasanya, beli aja roti french bread dimana aja, loe isi deh tuh pake sayuran sama daging sosis, atau smoked beef atau pake apaan kek, jangan pake mayonaise atau sambel cuman kasih aja campuran kecap asin sama air and gula and cabe rawit dikit.Bikin deh tuh roll, jangan lupa panasin roti loe di oven dulu biar tambah garing, luar dalem. Ga ngaruh sih sebenarnya isinya apa, nanti soalnya yang kerasa cuman rotinya doang, hehehe.

Jadi kesimpulannya sih, Rollnya biasa aja. Not worth a try, rotinya terlalu keras dan mendominasi.

1 Bintang dari 5. Untuk rollnya aja ya. Itu aja yang gue coba. Posted by Picasa

Oleh2 Dari Red Roll

Red Roll Ya'll!!!


Posted by Picasa